Dosen STIE AMKOP Makassar Jadi Pembicara Pada Forum Internasional di Spanyol

Dok. Supriadi saat menjadi pembicara pada forum Internasional di Spanyol.
Konotasi–Supriadi Dosen aktif di STIE Amkop menjadi Pemakalah/Pembicara di The International Academic Forum (IAFOR) dalam kegiatan The Barcelona Conference on Arts, Media & Culture. Di Hotel Barcelona Condal Mar, Barcelona, Spanyol (12-16 Desember 2024).
Supriadi yang merupakan dosen aktif di STIE AMKOP Makassar tidak hanya mendapatkan undangan pada forum tersebut, tapi juga menjadi anggota atau member dari IAFOR. Dalam forum seminar tersebut Supriadi mengangkat topik “Pengetahuan Tradisional, Budaya dan Ekologi Daerah Adat Kajang: Sebuah Kajian Ekosemiotika.
The international Academic Forum merupakan forum akademik yang bergengsi dan profesional yang dihadiri oleh berbagai negara di dunia, saat ini, forum ini berfokus pada kajian seni, budaya, dan media.
Setidaknya lebih dari 230 peserta dari 39 perwakilan negara di dunia menghadiri acara itu, antaranya Brazil, Canada, Hungaria, Irlandia, Italia, Jepang, Nigeria, Turki, Inggris, Palestina, India, Amerika Serikat, dan lainnya yang bergerak pada kajian media, budaya, dan seni.
Supriadi memberikan pendapatnya tentang nilai plus dari adanya forum internasional ini, ia berpendapat forum international conference mendorong para akademisi untuk menyampaikan gagasan/ide hasil riset para akademisi internasional dan menjadi ruang berbagi ilmu pengetahuan, tentunya akan merangsang dialog yang berkualitas.
Tidak hanya itu, supriadi juga menganggap forum ini akan menciptakan hasil gagasan dan khazanah berpikir yang lebih modern, menciptakan jejaring internasional, dan kolaborasi riset internasional dan MOU Universitas.
“Sebagai dosen yang memiliki tugas tri darma perguruan tinggi, yakni: pengajaran, penelitian dan pengabdian. Bahwa pentingnya kesadaran personal dosen untuk haus akan ilmu, dengan mengetahui kebaruan riset atau gap tersebut, dibutuhkan pencarian sumber yang valid dan salah satunya aktif dan update conference dan journal agar urgensitas riset diketahui. Sebab adanya bank data tentunya terdapat gap dalam penelitian,” kata Supriadi.
Penulis : A. M. Said