Dua Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara Terancam Punah Kini Digalakkan Program Revitalisasi

Konotasi.co.id -

Konotasi–Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar rapat koordinasi bersama para pemangku kepentingan guna membahas langkah-langkah strategis dalam program revitalisasi dua bahasa daerah yakni Bahasa Tolaki dan Bahasa Wolio.

Rapat dihadiri oleh Kepala Balai Bahasa Sultra Dewi Pridayanti, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra Yusmin yang mewakili Gubernur Sultra, serta 11 Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dari seluruh kabupaten/kota di Sultra.

Fokus utama koordinasi ini adalah menyelamatkan Bahasa Tolaki dan Wolio dari ancaman kepunahan akibat penurunan jumlah penutur.

Menurut Dewi Pridayanti, bahasa daerah adalah warisan budaya yang mencerminkan identitas dan jati diri suatu daerah.

“Bahasa daerah merupakan bagian penting dari identitas budaya. Kami tidak bisa bekerja sendiri dalam pelestariannya. Dukungan dari pemerintah daerah sangat diperlukan,” ujarnya.

Dewi juga menyebut, berdasarkan pemetaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, terdapat 11 bahasa daerah di Sultra yang butuh perhatian serius agar tidak hilang ditelan zaman.

Senada dengan hal itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra, Yusmin, mengapresiasi langkah Balai Bahasa Sultra.

Ia menilai pelestarian bahasa daerah bukan hanya soal linguistik, tetapi juga soal menjaga nilai budaya, sejarah, dan identitas lokal.

“Sulawesi Tenggara sudah memiliki dasar hukum, yaitu Perda Nomor 5 Tahun 2021 tentang pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra daerah. Ini harus kita manfaatkan sebagai landasan untuk bertindak lebih nyata,” ungkap Yusmin.

Ia berharap, revitalisasi ini tidak hanya memulihkan penggunaan Bahasa Tolaki dan Wolio, tetapi juga menghidupkan kembali budaya lokal seperti cerita rakyat, lagu tradisional, dan seni lainnya sebagai bagian dari penguatan karakter generasi muda.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *