Hamdan Juhannis Wakili Akademisi Indonesia Program Kepemimpinan Publik di Selandia Baru

Konotasi–Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis, menjadi satu-satunya dari Indonesia yang lolos mengikuti Public Service Leadership Program for Senior Officials atau program kepemimpinan pelayanan publik yang digelar di Wellington, Selandia Baru.
Program kepemimpinan pelayanan publik di Selandia Baru yang diikuti Prof Hamdan Juhannis dari UIN Alauddin Makassar, adalah inisiatif bergengsi dari Victoria University of Wellington, universitas riset ternama di negeri tersebut, yang berlangsung selama dua pekan.
Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis pun menyatakan kebanggaannya bisa bergabung dengan peserta lainnya, dari negara-negara ASEAN dengan latar belakang kepemimpinan di sektor pelayanan publik.
“Alhamdulillah, saya mendapatkan kesempatan berharga mengikuti program ini. Dari Indonesia, hanya saya yang terpilih,” kata Hamdan Juhannis dalam siaran pers Humas UIN Alauddin Makassar.
Ia mengatakan, mayoritas peserta lainnya berasal dari kementerian atau lembaga pemerintah dengan jabatan struktural setingkat Eselon I dan II.
“Menariknya, saya satu-satunya yang berlatar belakang akademisi,” ungkap Prof Hamdan Juhannis kepada Konotasi, Senin (5/5/2025).
Sebanyak 14 peserta mengikuti program ini, termasuk pejabat tinggi setingkat Eselon I dan II dari berbagai negara.
Selama kegiatan, peserta dibekali pemahaman mendalam mengenai sistem pelayanan publik Selandia Baru, baik secara teori maupun praktik langsung bersama para CEO lembaga pemerintahan.
“Pada hari pertama, kami diperkenalkan dengan sistem pemerintahan dan pelayanan publik di Selandia Baru oleh seorang profesor administrasi publik,” jelasnya.
Tak hanya duduk di ruang kelas, para peserta juga mendapatkan kesempatan langka untuk mengunjungi Gedung Parlemen Selandia Baru.
Prof Hamdan Juhannis menyebut kunjungan tersebut sebagai salah satu momen paling berkesan selama program. terutama saat melihat posisi duduk perdana menteri.
“Saya sempat bertanya tentang posisi duduk Perdana Menteri yang terlihat sangat sederhana, bahkan lebih kecil dibanding kursi Ketua dan Sekretaris Parlemen,” katanya.
Ternyata, saat sidang, Perdana Menteri adalah anggota parlemen biasa dan pemimpin tertinggi dalam persidangan adalah ketua parlemen. Sebuah pelajaran menarik tentang sistem demokrasi negara persemakmuran.
Keikutsertaan Prof Hamdan Juhannis dalam program ini tidak hanya membawa nama baik UIN Alauddin Makassar, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam jejaring kepemimpinan publik tingkat ASEAN.