Ini Strategi Pemerintah dalam Stabilisasi Harga Pangan

Konotasi.co.id -

Konotasi–Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggunakan Strategi Stabilisasi Harga Pangan Nasional (SPHP) dan operasi pasar untuk menekan harga pangan nasional.

SPHP kembali digunakan sebagai strategi dalam menekan harga pangan oleh pemerintah yang diputuskan saat Rapat Terbatas (Ratas) di istana negara Jakarta, (30/1/2024).

Dikutip dari Antara, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, Gusti Ketut Astawa mengatakan kalau indikator dari keberhasilan program SPHP ini adalah bagaimana efektifitas dalam penurunan harga pangan yang disalurkan.

“Indikator keberhasilan program beras SPHP kali ini bukan volume yang disalurkan, tapi efektivitas dalam penurunan harga di wilayah yang disalurkan,” ujar ketut.

Program SPHP ini bertujuan untuk melindungi daya beli dan keterjangkauan harga pangan bagi konsumen. SPHP merupakan program pemerintah yang tercantum didalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan Pasal 55 ayat (1).

Hal ini kembali digunakan karena ketika melihat dari kondisi harga pangan di pasar terus meningkat. Sebagai salah satu contoh adalah cabai, menurut data dari Bank Indonesia, dari 25 Desember 2024 hingga 16 Januari 2025 harga cabai terus meningkat bahkan mencapai kisaran harga Rp.74.159/Kilo Cabai. Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk cabai biasanya hanya berada di kisaran Rp.35.000/kilonya.

Peningkatan konsumsi cabai di akhir tahun, tidak hanya satu-satunya faktor yang menyebabkan produk cabai menipis, ada juga seperti perayaan akhir tahun, perayaan hari nasional, serta ditambah banyak produk makanan yang menggunakan cabai juga yang menjadi salah satu faktornya.

Oleh karenanya operasi pasar cabai dilakukan pemerintah untuk menekan harga pangan cabai. Dan melaksanakan strategi dalam menstabilkan harga pangan nasional. Operasi pasar ini juga telah dilaksanakan di beberapa wilayah di indonesia

Dikabarkan dari saluran Youtube Tv.Tempo, harga beras, minyak, daging dan juga termasuk telur serta beberapa di komoditas lain juga ikut naik. Sementara kenaikan harga pangan ini diramalkan akan terus naik hingga beberapa bulan kedepan.

Termasuk bulan puasa yang semakin dekat dan juga program unggulan Prabowo Makan Bergizi Gratis akan dijalankan itu berarti peningkatan konsumsi bahan pangan juga akan ikut meningkat.

Faktornya juga bermacam, biasanya dipicu karena kurangnya pasokan bahan pangan yang membuat harga bahan pangan juga ikut naik di pasar.

Kenaikan harga cabai dan bahan pangan lain disebabkan karena begitu banyaknya penggunaan produk pada konsumen, kurangnya produksi dan panen akibat dari cuaca yang ekstrem sehingga membuat harga pangan juga ikut naik.

Pemerintah memang harus melangkah lebih cepat untuk menekan harga pangan yang semakin hari kian naik, serta stabilisasi harga pangan di pasar harus cepat dilaksanakan. Terlebih Indonesia di tahun 2025 akan stop Impor pangan seperti beras, garam, gula dan jagung.

Walaupun fokus pemerintah terhadap Swasembada pangan yang menghasilkan beberapa program pemerintah yang nantinya akan meningkatkan jumlah stok pangan nasional sehingga memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia, pemerintah harus cepat mengatasi kenaikan harga pangan ini.

Penulis: A. M. Said

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *