Masjid Pinisi Bulukumba Memadukan Iman dan Budaya Maritim

Konotasi.co.id -

Konotasi–Setiap daerah memiliki cara unik dalam menampilkan identitas budayanya. Termasuk dalam bentuk tempat ibadah.

Di Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), berdiri sebuah masjid unik berbentuk kapal Pinisi. Masjid ini berada di Pondok Pesantren Al-Mutahabbun, Kelurahan Benjala, Kecamatan Bontobahari, daerah yang diakui UNESCO sebagai pusat pembuatan kapal Pinisi.

Arsitektur masjid ini dibuat menyerupai kapal Pinisi asli. Lengkap dengan dua tiang layar dan anjungan. Materialnya pun menggunakan kayu berkualitas tinggi, seperti kayu besi, kayu bayam, dan kayu jati. Menciptakan suasana sejuk di dalam masjid.

Lantai dua masjid dirancang menyerupai geladak kapal, yang akan difungsikan sebagai dapur masjid. Sementara anjungan sering dimanfaatkan jamaah untuk beraktivitas atau menikmati semilir angin.

Menurut Pengurus Masjid, Muslim Bahar, desain ini sengaja dibuat untuk melestarikan budaya sekaligus menjadi simbol kearifan lokal.

“Masjid ini mirip, bahkan boleh dikatakan persis dengan kapal Pinisi. Karena di daerah ini, khususnya Bontobahari, adalah tempat pembuatan perahu Pinisi yang diakui UNESCO. Perahu Pinisi yang dibuat di sini biasanya dibawa pergi, tapi masjid ini Insyaallah tetap ada di sini, menjadi cara kami mengabadikan budaya lokal.” kata Muslim seperti dikutip dari Newsline Metro TV, Jumat (7/3/2025)

Masjid Pinisi ini diketahui memiliki lebar 12 meter, panjang 27 meter, dan tinggi sekitar 5 meter dengan kapasitas 200 jamaah. Dibangun sejak 2021, masjid ini masih dalam tahap penyelesaian. Ciri khas utamanya adalah dua tiang layar dan anjungan yang menjorok sekitar enam meter ke depan, menjadikannya ikon budaya sekaligus tempat ibadah yang unik.

Dengan perpaduan iman dan tradisi maritim, Masjid Pinisi tak hanya menjadi tempat beribadah, tetapi juga simbol kebanggaan masyarakat Bulukumba.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *