Mengenal Sosok Ho Eng Djie, Seniman Makassar Abadi dengan Karya dan Menjadi Nama Jalan di Makassar

Konotasi– Ho Eng Djie, yang lebih dikenal dengan nama Baba Tjoi , adalah tokoh ternama dari Makassar yang lahir sekitar tahun 1906 atau 1907.
Ia adalah seorang seniman multitalenta yang dikenal sebagai penyanyi, penulis lagu, dan pengarang. Ho Eng Djie dikenal karena banyaknya karya musiknya, terutama dalam gaya Kroncong dan gaya lokal Makassar.
Ho Eng Djie lahir di Kassi Kebo, kota kecil di Makassar, dan beliau memiliki latar belakang yang berasal dari keluarga Peranakan.
Meskipun keluarganya tidak kaya, Ho Eng Djie berhasil menyelesaikan pendidikan dasar di sekolah Melayu di Makassar dan mempelajari bahasa Melayu, Bugis, dan Makassar. Ia juga bekerja di toko ayahnya sebelum mulai mengejar karier musiknya.
Sebagai seorang seniman, Ho Eng Djie menciptakan ribuan lagu dari tahun 1920-an hingga 1950-an. Beberapa lagu terkenalnya termasuk Sailon, Ati Raja, dan Ammacciang.
Ho Eng Djie juga aktif dalam politik dan pernah dipenjara oleh pemerintah kolonial Belanda karena keterlibatannya dalam gerakan anti-kolonial.
Ia dikenal juga sebagai simbol persatuan dan kebudayaan di Makassar. Ho Eng Djie diakui oleh Presiden Sukarno pada tahun 1953 atas kontribusinya terhadap seni dan budaya.
Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Makassar sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan kontribusinya.
Perubahan nama jalan ini untuk memberikan penghormatan kepada tokoh penting dalam sejarah dan budaya Makassar, Ho Eng Djie.
“Lebih 10 tahun lalu sebelum saya menjabat, SK-nya sudah ada, tapi tidak pernah ada yang eksekusi. Kemudian pak Arwan menyampaikan kepada kami dan memperlihatkan suratnya. Langsung kami proses, dan alhamdulillah hari ini berjalan lancar,” ungkap Danny Pomanto, Minggu (9/2/2025).
Danny menyampaikan bahwa nama Jalan Ho Eng Djie dipilih atas aspirasi masyarakat yang sudah diajukan ke DPRD dan diputuskan sekitar 18 tahun lalu, pada tahun 2006.
“Aspirasi masyarakat yang sudah diajukan ke DPRD dan diputuskan itu 10 tahun lalu sebelum saya menjabat. Jadi, 2006 berarti 18 tahun lalu,” jelas Danny.
Danny menyampaikan bahwa sosok Ho Eng Djie adalah tokoh yang memiliki banyak karya dan kontribusi besar dalam budaya Makassar.
“Saya kira beliau punya karya-karya yang luar biasa. Kita bisa lihat film Ati Raja yang akhirnya mendapat penghargaan. Itu tidak gampang. Film dokumenter mendapat penghargaan,” pungkasnya.
Penulis: Andi Wahyu Pratama Hasbi