Prabowo Dorong Perluasan Lahan Sawit, Ketua Pemuda Tani Kaltim: Peluang Tumbuh Pertanian Rakyat

Konotasi.co.id -
Dok. Akbar Patompo

Konotasi–Ketua Pemuda Tani Indonesia Kalimantan Timur Akbar Patompo menanggapi pernyataan Presiden Prabowo terkait seruan menanam sawit tanpa takut deforestasi.

Akbar menilai seruan tersebut adalah ide yang bagus namun harus menguntungkan petani rakyat, bukan perusahaan swasta saja, katanya kepada konotasi pada Selasa, 31/12/2024.

Pernyataan Presiden Indonesia ke-8 pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional di Gedung Bappenas, Jakarta Pusat pada Senin 30 Desember kemarin menunjukkan optimismenya pada hasil sawit, hal itu ia sampaikan sepulangnya dari berbagai forum internasional dan mengaku banyak negara tertarik pada sawit Indonesia.

“Saya kira ke depan kita harus tambah tanam kelapa sawit. Enggak usah takut apa itu katanya membahayakan, deforestation, namanya kelapa sawit ya pohon, ya kan?,” kata Prabowo melalui Kompas.

Menanggapi hal itu, Akbar menilai Indonesia memiliki potensi besar pada kelapa sawit, jika ingin swasembada energi maka harus diawali dari Presiden RI yang menyerukan menanam kelapa sawit.

“Kelapa Sawit merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan yang mempunyai peran penting dalam kegiatan perekonomian di Kalimantan khususnya, dan umumnya Indonesia. Karena kemampuannya menghasilkan minyak nabati yang banyak dibutuhkan oleh sektor industri, dan banyak produk turunannya sampai pada Biodisel (energi terbarukan),” ungkap ketua DPD Pemuda Tani Kaltim tersebut.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, menunjukkan total perkebunan kelapa sawit di seluruh Indonesia baik milik BUMN, swasta, dan rakyat totalnya ada 16.833.985 hektar. Dari data itu 42,29 % dimiliki petani sawit rakyat atau masyarakat menengah ke bawah.

“Itu baru dari sisi mereka menjadi petani, belum dari sisi mereka menciptakan lapangan pekerjaan, lapangan usaha, dan usaha sarana prasarana pendukungnya yakni, pestisida, pupuk, alat perkebunan, kendaraan untuk angkutan dan lain-lain”, tegas alumni STIE AMKOP tersebut soal potensi sawit dan dampaknya pada ekonomi masyarakat.

“Saya sebagai anak muda yang bertani atau berkebun kelapa sawit di Berau Kalimantan Timur sepakat dengan pernyataan presiden Prabowo, kalau bisa masyarakat berlomba-menanam supaya bisa capai 60 persen total kebun kelapa sawit di tangan rakyat, saat ini masih 42-an persen”, tambah akbar.

Pria berusia 31 tahun tersebut mendukung sepenuhnya kebijakan Prabowo, namun ia menekankan haruslah memberi dampak pada Petani kecil.

“Saya mendukung sepenuhnya mewakili petani sawit rakyat di Kalimantan Timur untuk bagaimana Presiden melarang pihak investor untuk menguasasi tanah dan lahan perkebunan, mereka silahkan investasi di bidang pabrik pengolahan tetapi jangan juga ikut menguasai tanah dan perkebunannya. Agar supaya masyarakat punya kekuatan sebagai pemegang bahan baku”, tambah Akbar.

“Kami berharap presiden Prabowo ini ketat dan memberikan kepada masyarakat untuk menguasai perkebunan, karena itu saja yang menjadi potensi peluang masyarakat, karena SDM kita belum sanggup atau belum bisa meriset, membuat pabrik pengolahan industri. Secara pasar juga masih dikuasai perusahaan swasta besar seperti Sinar Mas Grup, kemudian Palmas Swasi Grup, Irma grub, dan masih banyak lagi”, tulis Akbar kepada konotasi.

Akbar menekankan bahwa ia mendukung investasi sebesar-sebesarnya oleh para investor, dan mengundang mereka datang ke Kalimantan Timur untuk bersaing mendirikan pabrik pengolahan untuk petani sawit rakyat, agar tercipta kompetensi harga kelapa sawit yang sehat dan bisa menguntungkan petani sawit rakyat.

Redaksi Konotasi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *