Sekitar 650 Ribu Warga Gaza yang mengungsi Akan Pulang

Konotasi — Hamas akan pulangkan Arbel Yehud dan beberapa sandera lainnya, dan sebagai gantinya pihak Israel akan segera mengizinkan penduduk Gaza Utara pulang ke Gaza.
Dilaporkan dari media terpercaya Reuters, rencana pengembalian Arbel Yehud dan beberapa sandera lainnya di sampaikan oleh pihak mediator Mesir. Dan di waktu yang bersamaan juga Israel berencana mengizinkan kembali para penduduk Gaza untuk kembali ke rumah mereka di Gaza Utara.
Sebelumnya pihak Israel telah mengkonfirmasi bahwa kepulangan Yehud dan beberapa warga sipil yang disandera Hamas akan dipulangkan. Ia akan berusaha memulangkan semua sanderanya.
“Perdana Menteri menegaskan kembali bahwa Israel tidak akan menoleransi pelanggaran perjanjian apa pun. Kami akan terus bertindak untuk memulangkan semua sandera kami, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal,” kata pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Netanyahu, dikutip dari Reuters senin (27/1/2025)
Dilain sisi Hamas dalam fase pertama akan menyerahkan di hari senin informasinya kepada mediator Qatar mengenai informasi daftar sandera Israel yang akan dibebaskan.
Dalam langkah para mediator Mesir dan Qatar akan membuat 650.000 warga Gaza Palestina akan di izinkan untuk pulang, warga Gaza ini telah terlantar dan mengungsi akibat dari perang 15 bulan yang membuat lebih dari 47.000 warga palestina menjadi korban jiwa, dan kurang lebih dari sebagian bangunan di Palestina hancur akibat dari serangan udara yang terus menerus.
Sementara Hamas menyandera sedikitnya 250 orang, sejak awal konflik Hamas Israel yakni 7 Oktober 2023. Konflik ini memicu kembali perang yang telah berlangsung puluhan tahun.dan Perang Ini tengah terhenti di tengah Gencatan Senjata.
Ada lebih dari ratusan ribu warga Gaza Palestina telah menunggu selama dua hari di penghalang jalan, ia menunggu waktu dimana mereka akan kembali ke rumahnya walaupun hanya tersisa puing. Mereka dilaporkan menyuarakan rasa frustasi setelah Israel menuduh Hamas melanggar Perjanjian.
Sebelumnya Berdasarkan perjanjian yang dibuat para mediator Mesir dan Qatar yang didukung oleh pihak Amerika, Setelah Hamas mengembalikan empat sandera tentara perempuan Israel pada 25 Januari 2025 itu, Israel di tekankan untuk mengembalikan 200 sandera ke gaza dan mengizinkan para pengungsi untuk pulang ke rumahnya di Gaza.
Namun Israel melarang para warga dengan berdalih bahwa Hamas gagal dalam menyerahkan daftar sandera yang merinci siapa saja yang menjadi sandera, masih hidup dan yang sudah mati, atau menyerahkan Arbel Yehud, seorang wanita Israel yang disandera dari rumah kibbutz-nya.
Pelarangan Israel untuk para warga Palestina untuk pulang ke gaza menunjukkan Israel telah melanggar Perjanjian Gencatan Senjata.
Penulis : A. M. Said