Spesial Ramadhan: Ini Sepuluh Muslimah Berpengaruh di Dunia

Konotasi.co.id -

Konotasi–Ramadan 2025 telah tiba, bulan suci yang dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Di tengah refleksi spiritual ini, dunia juga akan memperingati Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2025, momen yang tepat untuk mengenang peran luar biasa para Muslimah dalam sejarah Islam.

Mengutip Riwaya pada Kamis, 6 Maret 2025, perempuan dalam Islam memiliki kedudukan tinggi, sebagaimana firman Allah dalam Surah Ali ‘Imran ayat 195: “Tidaklah Aku menyia-nyiakan amal dari orang-orang yang beramal di antara kalian, baik laki-laki maupun perempuan.”

Sejarah mencatat banyak Muslimah yang memainkan peran besar dalam perkembangan Islam. Berikut adalah 10 Muslimah yang paling berpengaruh dalam sejarah Islam.

1. Khadijah Binti Khuwalid
Khadijah binti Khuwailid adalah istri pertama Nabi Muhammad SAW dan merupakan salah satu perempuan paling berpengaruh dalam sejarah Islam. Sebelum menikah dengan Nabi, Khadijah sudah menjadi seorang pedagang sukses di Mekah.

Ia adalah orang pertama yang memeluk Islam dan memberikan dukungan penuh kepada Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran Islam. Mengutip Ballandalus, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
“Allah SWT tidak pernah memberiku seseorang yang lebih baik dalam hidup ini selain Khadijah. Dia menerimaku ketika orang-orang menolakku; dia percaya padaku ketika orang-orang meragukanku; dia membagikan kekayaannya kepadaku ketika orang-orang menghalangiku; dan Allah memberiku anak hanya melalui dia.”

Khadijah juga merupakan ibu dari Fatimah az-Zahra, yang melalui keturunannya, garis keturunan Nabi Muhammad SAW terus berlanjut.

2.Nusyabah Binti Kaab
Nusaybah binti Ka’ab, juga dikenal sebagai Ummu Ammarah, adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal karena keberaniannya dalam medan perang. Ia turut serta dalam Pertempuran Uhud pada tahun 625 M, di mana ia bertarung dengan pedang dan perisai untuk melindungi Nabi Muhammad SAW dari serangan musuh.

Nusaybah terluka parah dalam pertempuran tersebut, namun ketika sadar, pertanyaan pertamanya adalah: “Apakah Nabi selamat?” Hal ini menunjukkan kesetiaan dan dedikasinya yang luar biasa terhadap Nabi dan agama Islam.

3. Khawlah binti Al-Azwar
Khawlah binti Al-Azwar adalah seorang pejuang Muslimah yang terkenal karena keberaniannya dalam Pertempuran Yarmuk melawan pasukan Bizantium pada tahun 636 M. Ia sering dibandingkan dengan Khalid bin Walid, salah satu jenderal terbesar dalam sejarah Islam.

Meskipun ada beberapa keraguan tentang keberadaannya dalam catatan sejarah, kisahnya tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang. Mengutip Ballandalus, para sejarawan seperti Al-Azdi dan Ibn Kathir mencatat perannya sebagai pejuang perempuan yang tangguh.

4. Aisyah binti Abu Bakar
Aisyah binti Abu Bakar adalah istri Nabi Muhammad SAW yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan Islam setelah wafatnya Nabi. Ia terlibat dalam berbagai peristiwa politik penting, termasuk memimpin pasukan melawan Ali bin Abi Thalib dalam Pertempuran Unta pada tahun 656 M.

Aisyah juga dikenal sebagai salah satu periwayat hadis terkemuka dalam tradisi Sunni. Mengutip Ballandalus, Aisyah adalah salah satu tokoh paling kontroversial dalam sejarah Islam karena perannya dalam politik dan keilmuan yang bertentangan dengan pandangan konservatif tentang peran perempuan.

5.Zainab binti Ali
Zainab binti Ali adalah cucu Nabi Muhammad SAW melalui putrinya, Fatimah, dan Ali bin Abi Thalib. Ia memainkan peran penting dalam mempertahankan keluarga Nabi setelah tragedi Pembantaian Karbala pada tahun 680 M, di mana saudaranya, Husain bin Ali, dan 72 anggota keluarga lainnya dibunuh.

Zainab memberikan pidato yang sangat berapi-api di hadapan Yazid bin Muawiyah di Damaskus, yang akhirnya membuatnya membebaskan tawanan Karbala. Kekuatan dan kebijaksanaannya menjadikannya salah satu perempuan paling dihormati dalam sejarah Islam.

6. Rabi’ah al-Adawiyyah
Rabi’ah al-Adawiyyah adalah seorang sufi terkenal yang mengembangkan konsep “Cinta Ilahi” dalam tasawuf. Ia menekankan pentingnya mencintai Allah semata-mata karena cinta, bukan karena takut akan neraka atau mengharapkan surga.

Rabi’ah pernah berkata dalam salah satu syairnya: “Ya Allah! Jika aku menyembah-Mu karena takut akan neraka, bakarlah aku di neraka, dan jika aku menyembah-Mu karena mengharapkan surga, jauhkan aku dari surga. Tetapi jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata, janganlah Engkau menghalangiku dari keindahan-Mu yang abadi.”

7. Lubna dari Cordoba
Lubna adalah seorang budak yang kemudian menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di istana Umayyah di Cordoba, Spanyol. Ia adalah seorang ahli matematika dan penjaga perpustakaan kerajaan yang memiliki lebih dari 500.000 buku.

Mengutip Ballandalus, Lubna dikenal karena keahliannya dalam menulis, tata bahasa, dan puisi. Ia adalah salah satu tokoh perempuan paling terpelajar pada masanya.

8. Arwa al-Sulayhi
Arwa al-Sulayhi adalah ratu Yaman yang memerintah dari tahun 1067 hingga 1138 M. Ia adalah seorang pemimpin yang cerdas dan berpengetahuan luas dalam berbagai ilmu agama, termasuk Al-Qur’an, hadis, dan puisi.

Arwa adalah perempuan pertama dalam sejarah Islam yang diberi gelar “Hujjah”, gelar tertinggi dalam hierarki agama Ismaili. Ia memainkan peran penting dalam penyebaran agama Ismaili ke India.

9. Fatimah binti Abi al-Qasim
Fatimah binti Abi al-Qasim adalah salah satu perempuan paling terpelajar di Andalusia pada abad ke-12 dan ke-13. Ia menguasai berbagai ilmu Islam, termasuk hukum, teologi, dan tasawuf.

Fatimah menghafal banyak kitab penting, termasuk Sahih Muslim dan Sirah Nabawiyah karya Ibn Hisyam. Ia adalah contoh nyata dari perempuan Muslim yang berperan besar dalam keilmuan.

10. Razia Sultan
Razia Sultan adalah penguasa Kesultanan Delhi dari tahun 1236 hingga 1240 M. Ia adalah perempuan pertama yang memerintah di India dan dikenal sebagai pelindung ilmu pengetahuan, mendirikan sekolah dan perpustakaan di seluruh wilayah kekuasaannya.

Mengutip Ballandalus, Razia memimpin pasukan, duduk di atas takhta, dan bahkan muncul di depan umum tanpa cadar, yang menimbulkan kontroversi di kalangan bangsawan. Ia akhirnya digulingkan dan dibunuh karena penolakan terhadap kepemimpinannya.

Peran perempuan dalam Islam telah terbukti sangat berpengaruh dalam berbagai bidang, mulai dari dakwah, ilmu pengetahuan, hingga hak asasi manusia. Para Muslimah ini adalah bukti nyata bahwa Islam mengangkat derajat perempuan dan memberikan mereka tempat istimewa dalam sejarah.

Mengutip Riwayat pada 6 Maret 2025, “Islam datang untuk meninggikan martabat perempuan, memberi mereka hak, dan peran aktif dalam masyarakat.”

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *